RSS

ANATOMI IKAN NILEM (Osteochillus hasselti) DAN IKAN LELE (Clarias batrachus)




        ANATOMI IKAN NILEM (Osteochillus hasselti)
     DAN IKAN LELE (Clarias batrachus)








Oleh :
Nama              :  Kartika Sari Dwinusa
Nim                 :  B1J010002
Rombongan   :  IV
Kelompok      :  1
Asisten            :  Andri Prajaka Santo







LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN 1


        KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
          UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
                           FAKULTAS BIOLOGI
        PURWOKERTO
      2011
      I.    PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Sebagian besar wilayah Indonesia berupa perairan, sehingga banyak berbagai macam hewan perairan. Salah satunya adalah ikan, ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Organ dalam sistem organ tersebut mempunyai fungsi berbeda,  bernafas dengan menggunakan insang yang ada di kanan-kiri bagian kepala, tetapi ada juga beberapa jenis ikan yang bernafas menggunakan paru-paru. Ikan ditempatkan pada phylum Chordata karena mempunyai tulang belakang (vertebrae) dalam perkembangan hidupnya.
 Ikan merupakan salah satu sumber protein bagi manusia. Protein yang berasal dari ikan merupakan 1/5 dari protein hewani yang dihasilkan dari seluruh dunia. Daging ikan mengandung 13-20% protein. Lemak ikan banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Ikan yang dimakan termasuk Teleosti, antara lain ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan ikan Lele (Clarias batrachus).
Ikan Nilem habitat aslinya di daerah beriklim sedang dengan suhu berkisar 18-28 ºC. Ikan Nilem hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus yang tidak begitu deras, seperti danau, sungai, rawa, dan genangan-genangan air. Ikan ini mudah berkembang biak menurut aturan air mengalir. Ikan ini memakan planton dan peripyton (jasad yang menempel pada tanaman air). Ikan ini dapat bereproduksi pada usia kira-kira 9 bulan. Induk dari ikan Nilem yang dapat dipelihara di kolam berusia satu sampai dua tahun selang waktu memijahan tiga sampai empat bulan sekali.
Ikan lele (Clarias batrachus) hidup di perairan darat dan termasuk ikan peliharaan yang biasa di budidayakan, ikan Lele (Clarias batrachus) memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm.
merupakan family dari clariidae.
Osteochillus hasselti dan Clarias batrachus digunakan dalam praktikum untuk mewakili class pisces. Ikan tersebut dipilih karena selain mudah didapat, juga murah harganya. Osteochillus hasselti dan Clarias batrachus mempunyai organ-organ penyusun yang lengkap dan jelas sehingga mudah diamati struktur tubuhnya.


B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan I kali ini adalah untuk melihat dan membandingkan Anatomi Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus).


II.  KERANGKA PEMIKIRAN


Ikan nilem atau Silver Shark minnow  Familia Cyprinidae, Genus Osteochilus, Species Osteochilus hasselti (Val) mempunyai ciri morfologi  antara lain adalah mempunyai 12-18,5 jari-jari bercabang pada sirip punggung, bibir tertutup oleh lipatan kulit, mempunyai 5,5 sisik di antara sirip punggung pertama dengan linea lateralis, mempunyai bulatan warna hitam pada pangkal ekornya.
Ikan nilem merupakan ikan sungai yang lincah umumnya di temukan di perairan mengalir atau agak tergenang serta kaya akan oksigen terlarut. Ikan nilem ini banyak tersebar luas di wilayah Asia seperti Indonesia, Malaysia, serta Thailand dan secara umum di budidayakan (Effendie, 2002).
Ikan nilem ini umumnnya dipelihara di daerah tropis dengan ketinggian 150 sampai 1000 meter dari permukaan laut. Tetapi ketinggian optimum ialah 800 meter, sedang suhu optimum pertumbuhannya adalah 180C sampai 280C (Saanin, 1984).
Ikan melakukan fertilisasi secara eksternal.  Telur dan sperma dilepaskan ke dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi diluar tubuh.  Fertilisasi ini merupakan fertilisasi yang primitif (Villee et al., 1988).
Ikan jantan terdapat sepasang testis yang panjang.  Mereka terletak ventral dari ren.  Ujung caudal mulai dari  vas deferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis.  Ikan betina terdapat sepasang ovaria yang panjang. Ovaria ini mempunyai rongga yang ke caudal melanjutkan diri ke dalam oviduk, yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis (Radiopoetro, 1977).


II. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
A. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, dan jarum penusuk.

B. Bahan
Bahan yang digunakan adalah Ikan Nilem (Osteochillus hasselti ), Ikan Lele (Clarias batrachus) , air kran, kloroform.

C. Cara Kerja
Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.          Ikan dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum penusuk.
2.          Ikan digunting mulai dari lubang dubur sampai ke arah anterior sepanjang medioventral tubuh mengikuti arah depan sirip dada (dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak mengenai organ-organ yang berada di dalamnya).
3.          Bagian belahan daging sebelah atas dibuka dengan menggunakan pinset.
4.          Pengguntingan dilanjutkan ke arah tubuh bagian dorsal yang dilanjutkan ke arah anterior sampai ke tutup insang, bagian dorsal dan ventral sampai moncong, pada bagian ini harus di perhatikan sebelah ventral dari insang terdapat jantung sehingga pengguntingan harus dilakukan dengan hati-hati.
5.          Saluran pencernaan dapat diamati dengan cara menarik bagian usus dengan hati-hati, sedikit demi sedikit sampai keluar dari tubuh dan jangan sampai putus.
6.          Untuk ikan nilem bagian ekor dipotong secara melintang kemudian diamati bagian-bagiannya yaitu ekor dan tulangnya.



     B. PEMBAHASAN
a.   Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Klasifikasi ikan nilem (Osteochillus hasselti) menurut Saanin (1984), yaitu :
Phyllum         :   Chordata
Subphyllum    :   Vertebrata
Classis            :    Pisces
Subclassis       :   Teleostei
Ordo                :   Osteriphsy
Sub Ordo        :   Cyprinoidea
Familia            :   Cyprinidea
Genus              :   Osteochilus
Species            :   Osteochillus hasselti
Hasil pengamatan anatomi ikan nilem (Osteochillus hasselti)  didapatkan bahwa tubuh ikan nilem (Osteochillus hasselti) dibagi menjadi tiga bagian penting yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor) dimana tidak ada batas nyata antara caput dan truncus. Bagian kepala ikan terdapat cavum oris dan organon fissus. Cavum oris atau mulut berfungsi untuk memasukkan air pada saat melakukan pernafasan. Organon fissus atau mata pada ikan ini dilapisi oleh selaput yang sangat tipis yang berguna untuk mencegah masuknya air pada saat berenang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Radiopoetro (1997), bahwa tubuh ikan terdiri atas caput, truncus dan cauda. Bagian caput dibatasi dari moncong sampai dengan batas tutup insang, sedangkan bagian truncus mulai dari belakang tutup insang sampai dengan porus urogenitalia, dan bagian cauda dibatasi dari porus urogenitalia sampai dengan ujung sirip ekor.
Menurut Djuhanda (1981) ikan mempunyai gelembung renang yaitu kantung memanjang di sebelah dorsal dari saluran pencernaan dan letaknya retroperitoneal (di sebelah dorsal dari peritoneum). Gelembung renang selalu berisi udara berfungsi sebagai organ hydrostatic. Saluran pernafasan pada ikan dinamakan trakea.
Ikan Nilem memiliki sistem pencernaan yang dimulai dari cavum oris, oesophagus, kantung empudu, ductus pneumaticus dan limfa. Dalam tubuhnya dapat terlihat organ pencernaan yaitu usus yang panjang, ini dikarenakan ikan ini termasuk tipe herbivora. Kantung Empedu (vesica felea) yang terletak pada usus bagian depan, berupa kantung bulat hijau kebiru-biruan. Kantung empedu ini berhubungan dengan usus melalui ductus choledochus, lalu saluran akhir pencernaan yaitu anus atau porus urogenitalus, hal ini juga diungkapkan oleh Radiopoetro (1997).           
Sistem Peredaran darah pada ikan nilem terdiri atas jantung dan sinus venosus. Jantung ikan terdiri ata dua ruangan, atrium dan ventrikel dan terletak di belakang insang. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Diantara antrium dan ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga agar aliran darah tetap searah.
Peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah dari insang langsung beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung (Intan Pariwara,2010).
Organ reproduksi pada ikan nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin betina (ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) yang disebut dengan testis. Menurut Sumantadinata (1981), Reproduksi pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus, hipofisis – gonad, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitu temperatur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa serta mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan. Ovarium terdapat dalam hewan betina yang ditambatkan oleh mesentrium khusus pada dinding tubuh  (mesovarium). Ovarium selain sebagai gonad, juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Testis terdapat pada hewan jantan. Letak testis pada vertebrata rendah tersimpan dalam rongga perut dengan ditambatkan ke dinding tubuh oleh mesentrium khusus (mesorchium). Testis pada vertebrata tingkat tinggi terletak diluar rongga perut, tersimpan dalam bangunan khusus yang disebut skrotum. Testis selain sebagai gonad juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon testosterone. Menurut Storer (1957), pada sistem reproduksi ikan nilem, Ovarium tersusun dari jaringan ikat fibrosa sebagai membrana basalis yang di sebelah dalamnya terdapat banyak sarang-sarang telur yang berisi sel gamet primordial (oogonia atau oosit) dan dibagikan tengahnya berisi jaringan ikat stroma. Umumnya setiap individu mempunyai sepasang ovarium yang secara simetris berada pada sisi kanan dan kiri tubuh. Oogonia atau oosit terkandung di dalam sarang telur dan masing-masing terbungkus oleh selapis sel granulosa disebut sel folikel. Testis sebagai organ kelamin jantan berupa organ yang jumlahnya sepasang dan dilengkapi dengan saluran spermatozoa dan organ asesoria. Saluran testis pada vertebrata tinggi dan rendah berhubungan langsung dengan testisnya. Sel-sel yang berkembang menjadi gamet berada di bagian medulla sehingga gamet-gamet yang diproduksi akan terkumpul di dalam lumen tubulus dan kemudian disalurkan ke saluran-saluran dari tubulus atau testis yang kemudian bergabung menjadi epididmis. Ikan nilem jantan dan ikan nilem betina dapat dibedakan setelah ikan masak kelamin. Permukaan luar operkulum (tutup insang) ikan jantan apabila diraba terasa kasar sedangkan ikan betina terasa halus. Ikan jantan apabila diurut perutnya dari operkulum ke papilla genital maka akan keluar cairan seperti santan (milt) sedangkan ikan betina tidak. Perut ikan jantan langsing sedangkan ikan betina membuncit dan lunak. Ikan betina biasanya lebih jinak daripada ikan jantan.

b.  Ikan Lele (Clarias batrachus)
            Klasifikasi ikan lele menurut Djuhanda (1981) adalah sebagai berikut :
Phylum           : Chordata
Sub phylum    : Vertebrata
Kelas              : Pisces
Sub Kelas       : Teleostei
Ordo               : Ostariophysi
Sub Ordo        : Siluroidae
Family            : Clariidae
Genus             : Clarias
Spesies           : Clarias batrachus
            Ikan lele (Clarias batrachus) adalah vertebrata yang termasuk kelas pisces karena habitatnya di air yaitu hidup di air tawar, dan merupakan family dari clariidae. Tubuh ikan lele dibagi menjadi 3 bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda). Dimana bagian kepala dimulai dari ujung moncong sampai dengan batas tutup insang, badan dimulai dari belakang tutup insang sampai dengan anus, dan ekor dimulai dari belakang anus sampai ujung sirip ekor (sarwono,2007).
             Hasil pengamatan anatomi ikan lele didapatkan hasil bahwa pada bagian kepala memiliki bagian-bagian yaitu organon visus (mata), cavum oris (mulut), lekuk hidung dan delapan buah kumis atau barbels yang merupakan indra peraba pada saat ada rangsangan dan pada saat mencari makanan. Pada kepala (caput) juga terdapat insang sebagai alat pernafasan tetapi berbeda dengan ikan nilem, pada ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan yaitu organ arborescent (labirin), Menurut Sarwono (2007), arborescent merupakan membran yang berlipat-lipat dan penuh dengan kapiler-kapiler darah yang terletak di bagian atas lengkung insang kedua dan ketiga, dan organ ini bentuknya mirip dengan bunga karang. Menurut para peneliti pada beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan O2 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan O2. Dalam sejarah hidupnya lele harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Sedangkan pada bagian badan atau truncus terlihat berbeda dengan Osteochilus hasselti bahwa tubuh ikan lele tidak memiliki sisik-sisik dan sifatnya licin, tampak pula alat keseimbangan yaitu berupa gurat sisi di bagian tengah sisi truncusnya. Ikan lele memiliki alat bantu renang di tubuhnya berupa sirip, dimana terdapat tiga sirip tunggal yaitu sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur, dan sepasang sirip perut dan sirip dada. Pada bagian bawah tubuhnya terlihat lubang anus dan alat kelaminnya. Pada bagian cauda atau ekor ikan lele terdapat satu sirip ekor yang bentuknya membulat. Menurut Sarwono (2007), ikan lele merupakan hewan noctural ini berarti ikan ini aktif beraktivitas pada malam hari, dia juga menjelaskan bahwa ikan lele memiliki sepasang sirip yang terdapat dua buah tulang keras di bagian sisinya yang berfungsi sebagai alat pertahanan terhadap musuh atau predator, alat ini biasa disebut patil. Alat ini juga bisa digunakan untuk melompat bahkan berjalan diatas tanah, hal inilah yang menjadi alasan mengapa ikan lele bisa disebut walking fish.
            Organ bagian dalam ikan lele memiliki perbedaan dengan ikan nilem diantaranya ikan lele tidak memiliki gelembung renang (vesica metatoria) yang merupakan alat keseimbangan naik turun di dalam air, hal ini dikarenakan ikan lele lebih sering berada didasar perairan (lumpur). Jantung ikan lele terletak di bagian ventro caudal insang. Berbeda dengan ikan nilem, Ikan lele sudah memiliki lambung yang dapat dibedakan dengan ususnya, hal ini berkaitan dengan makanan ikan lele karena berbeda dengan ikan nilem, ikan lele merupakan carnivora dan hal ini pula mengapa ikan lele memiliki usus yang pendek. Terdapat sepasang hati (hepar) berwarna merah yang terletak menempel pada bagian tulang vertebrate. Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh Agus Budiman(1987), dia menyatakan organ bagian dalam lele terdiri dari jantung (cor), lambung, usus, Ginjal, pankreas, lympa, dan organ genitalia.
            Sistem pencernaan ikan lele dalam garis besar sama dengan ikan nilem hanya yang membedakannya yaitu pada pencernaan di lambung karena lele merupakan karnivora jadi lambungnya pun sudah terlihat sempurna dan bersifat asam karena memiliki asam lambung guna mencerna makanannya, dan juga di ususnya karena lele memiliki usus yang lebih pendek daripada usus ikan nilem. Menurut Heru Susanto (2006), bahwa sistem pencernaan dimulai dari cavum oris, oesophagus, lambung, usus, dan berakhir di anus.
Sistem Peredaran darah pada ikan nilem terdiri atas jantung dan sinus venosus. Jantung ikan terdiri ata dua ruangan, atrium dan ventrikel dan terletak di belakang insang. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Diantara antrium dan ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga agar aliran darah tetap searah.
Peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah dari insang langsung beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung (Intan Pariwara,2010).
Sistem reproduksi pada ikan lele jantan dan betina jelas berbeda, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Di bagian dalam tubuhnya pada jantan terlihat sepasang testis, dan pada bagian luar tampak klasper yang bentuknya meruncing berwarna merah dan ini  merupakan alat kelamin yang berfungsi untuk menyalurkan sperma keluar tubuh. Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus.
Ikan lele melakukan fertilisasi eksternal, jadi ikan jantan membuahi telur diluar tubuh induk. Menurut Heru Susanto (2006), induk lele biasa menghasilkan 1000-4000 butir telur, dan perbedaan lele jantan dan betina yaitu pada lele jantan terdapat alat kelamin didekat anusnya, berwarna merah cerah dan meruncing yang disebut klasper, Sedangkan pada lele betina alat kelaminnya tampak membulat.
            Sistem ekskresi pada ikan lele melibatkan beberapa organ yaitu ginjal (ren) dimana organ ini mensekresikan urin,  hati yang mensekresikan cairan empedu dan pancreas yang mensekresikan kelenjar pencernaan untuk di salurkan ke usus.









IV. KESIMPULAN
            Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Bagian tubuh ikan nilem sama dengan ikan lele yaitu terdiri dari caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor) yang masing- masing mempunyai bagian yang rumit.
2.      Ikan Nilem dan ikan lele mempunyai 5 jenis sirip yaitu sirip dada, sirip punggung, sirip dubur, sirip perut, dan sirip ekor, hanya perbedaannya terlihat pada sirip ekor, sirip ekor ikan lele bentuknya membulat.
3.      Otot-otot pada potongan ekor ikan nilem masih segmental dan dinamakan myomere, yang dibungkus oleh selaput yang disebut myocomata.
4.      Bagian badan atau truncus pada ikan lele terlihat berbeda dengan ikan Nilem bahwa tubuh ikan lele tidak memiliki sisik-sisik dan sifatnya licin.
5.      Organ bagian dalam ikan lele memiliki perbedaan dengan ikan nilem diantaranya ikan lele tidak memiliki gelembung renang (vesica metatoria) yang merupakan alat keseimbangan naik turun di dalam air.
6.      Sistem pencernaan ikan nilem terdiri dari cavum oris, oesophagus, kantung empudu, ductus pneumaticus dan limfa. Perbedaan dengan ikan lele yaitu pada bagian lambung dan perbedaan panjang usus.
7.      Ikan nilem (Osteochillus hasselti) termasuk jenis ikan yang bersifat thermofil karena mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan suhu lungkungan yang ditempatinya.
8.      Sistem reproduksi ikan nilem dan ikan lele sama, hanya yang membedakan pada alat kelaminnya, ikan lele jantan memiliki alat kelamin yang dinamakan klasper.
9.      Sistem respirasi ikan lele dan ikan nilem memiliki persamaan yaitu menggunakan insang, hanya saja pada ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan berupa arborescent.



















DAFTAR REFERENSI
Budiman,Agus.1987. Memelihara Lele Lokal Secara Terpadu. Trubus 217
Djuhanda, 1994. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 2.  Armico, Bandung.

Effendie, M.I. 2002.  Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama : Jakarta
Pariwara, Intan.2010.Buku Biologi Untuk SMU.Jakarta
Radiopoetro.  1977.  Zoologi.  Erlangga, Jakarta.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci identifikasi Ikan Vol. I dan II. Bina Cipta Barang : Bandung.

Sarwono,B. 2007. Beternak Lele Dumbo. Agromedia, Jakarta Selatan.
Susanto,Heru. 2006 . Budidaya Ikan Air Tawar. Penebar Swadaya, Depok.
Storer and Usinger. 1957. Element of Zoologi .The McGraw - Hill Company  Inc,                      USA.

Villee, et al., 1988.  Zoologi Umum 1. Erlangga, Jakarta.

















0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 KARTIKADWINUSA. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates